Minggu, 10 November 2013

Sistem Informasi Berbasis Komputer dan Artificial Intelligence




A.    PENDAHULUAN
Sistem informasi dan teknologi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis Internet (komputer), memainkan peranan penting dan makin luas dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis meningkatakan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok kerja, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif mereka dalam pasar yang cepat sekali berubah. Hal ini berlaku ketika teknologi informasi digunakan untuk mendukung tim pengembangan produk, proses dukungan untuk pelanggan, transaksie-commerce, atau dalam aktivitas bisnis lainnya.teknologi dan sistem informasi berbasis Internet dalam waktu singkat menjadi bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis di lingkungan global yang dinamis saat ini.
Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu.
Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang,data,proses-proses, dan antar muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat keputusan manajemen dan para pengguna. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

B.     DEFINISI
Menurut Etimologi istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, System yang artinya himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.



Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :
1.       L. James Havery
Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2.      John Mc Manama
Sistem adalah sebuah stuktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien.
3.      C.W. Churchman
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4.      J.C Hinggins
Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
5.      Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Dari pengertian dapat di simpulkan bahwa pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen atau elemen yang saling berhubungan atau saling terikat satu sama lain yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama.

C.     CONTOH APLIKASI
Contohnya dalam sebuah perusahaan. Agar suatu perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam memperkenalkan produk barang maupun jasa yang dimilikinya kepada konsumen diberbagai belahan dunia, maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang tepat agar dapat memberikan petunjuk aktual tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap komponen dalam perusahaan tersebut. Sistem informasi yang tepat, tentunya akan menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya. Informasi yang cepat, akurat dan dapat dipercaya tersebut sangat diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan keputusan strategis perusahaan untuk dapat semakin maju dan bersaing di lingkungan yang penuh gejolak ini.

D.    KESIMPULAN

Penerapan sebuah Sistem Informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sebenarnya Sistem Informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer-based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer.
Sistem pengolahan data atau sistem accounting memelihara dan megurus record operasi perusahaan, aplikasi tersebut dijalankan agar dapat memberikan dasar untuk mengontrol operasi perusahaan oleh manajemen dan elemennya. Pengolahan data terdiri atas pengumpulan data,pengubahan data, penyimpanan data dan pembuatan dokumen. pengolahan data menjalankan tugas yang penting, mengikuti prosedur standart secara relatif, menghimpun data yang detail atau lengkap, mempunyai fokus historis yang utama dan memberikan informasi pemecahan masalah minimal


E.     DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departement Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 24 Februari 2008, diakses pada 28 oktober 2013

Pengertian Software (perangkat lunak) Komputer, 17 November 2008, diakses pada 28 oktober 2013
Kamus Komputer dan Istilah Teknologi Informasi, 9 Juni 2005, diakses pada 28 oktober 2013

Wikipedia.com

http://www.perpuskita.com/cbis/624/ dan www.google.com







ARTIFICAL INTELLIGENCE

A.    PENDAHULUAN
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan suatu inovasi baru dalam ilmu pengetahuan. Adanya kecerdasan buatan dimulai sejak munculnya komputer  modern pada tahun 1940 dan tahun 1950. Ini merupakan kemampuan mesin-mesin elektronika baru untuk menyimpan sejumlah besar info dan memprosesnya dengan kecepatan yang sangat tinggi menandingi kemampuan manusia. Mulai dari sinilah telah banyak realisasi yang terjadi. Hal ini terbukti dengan adanya sistem komputer yang menyusut dalam ukuran. Selain itu pertambahan memori dalam kapasitas penyimpanan secara langsung yang mana semua itu sama dengan kapasitas penyimpanan pada otak manusia.
 Pada era globalisasi seperti saat ini kita tidak bisa lepas dari mesin yang bernama  komputer. Semua kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas belajar maupun pekerjaan sangat membutuhkan komputer. Kecanggihan teknologi semakin memudahkan manusia dalam menyelesaikan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Karena komputer merupakan suatu mesin yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi apapun sesuai yang kita butuhkan, hanya saja kita harus mengetahui kemampuan atau kapasitas dari mesin tersebut. Semua yang kita inginkan atau apa yang ingin kita ketahui semua ada di dalamnya. Seperti game, ilmu pengetahuan, bisnis (ekonomi), kedokteran, farmasi, militer, politik  dan lain sebagainya.
Meskipun tidak ada yang dapat meramalkan masa depan secara rinci, jelas bahwa komputer dengan tingkat kecerdasan manusia (atau lebih) akan memiliki dampak besar pada kehidupan sehari-hari dan peradaban di masa depan. Karena itu, kecerdasan buatan merupakan satu  hal penting dalam perkembangan teknologi abad ini. Hal ini akan mempengaruhi negara-negara yang memainkan peranan penting dalam perkembangan kecerdasan buatan yang kemudian akan muncul sebagai negara-negara adi kuasa.  Untuk itu, bidang kecerdasan buatan atau AI  sangat penting untuk dipahami dan dipelajari oleh manusia terutama mahasiswa,  karena kegunaannya bagi manusia sangat dibutuhkan baik sekarang dan masa depan.

B.     DEFINISI
Pegertian Artifical intelligensi menurut para ahli :
1.      H. A. Simon [1987] :
“ Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah- cerdas ”
2.      Rich and Knight [1991]:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
3.      Encyclopedia Britannica:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan”
Menurut john McCarthy stanford sebagai kemampuan untuk mencapai sukses dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu kecerdasan dapat pula didefinisikan sebagai berikut:
1.      Suatu study yang mengupayakan bagaimana komputer agar dapat berlaku cerdas\
2.      Suatu studi yang mengupayakan supaya komputer dapat menyelesaikan masalah yang sulit
3.      Teknologi yang mensimulasikan kecerdasan manusia,yaitu bagai mana medefinisikan dan mencoba menyelesaikan persoalan menggunakan komputer dengan meniru manusia menyelesaikan dengan cepat.
Jadi dari definisi di atas dapat saya artikan bahwa kecerdasan buata itu adalah suatu study yang mengupayakan bayaimana computer agar dapat berlaku cerdas dan dapat menyelesaikan masalah yang sulit sepertimana manusia itu menyeleaikan dengan cepan masalah tersebut.

C.     CONTOH APLIKASI
Bank menggunakan system kecerdasn buatan untuk mengorganissikanoperasi, penanaman saham dan mengatur property. Pada agustus 2001, robot melebihi manusia dalam stimulasi kompetisi pertukaran keuangan (BBC news, 2001). Klinik medical dapat menggunakan system kecerdasan buatan untuk mengatur dan mewujudkan, membuat rotasi dan pegawai dan menyediakan informasi secara periodic. Banyak juga aplikasi tergantungpada jaringan syaraf tiruan (ANN – artificial neural network), yaitu jaringan yang mempolakkan organisasi dalam carameniru oak manusia. Aplikasi ini mempunyai banyak kebaikan dalam hal pengenalan pola.
Institusi keuangan telah lama menggunakan sitem seperti ini untuk mendeteksi klaim diluar kewajaran. ANN juga digunakan secara luas pada homeland security, suara dan pengenalan teks, diagnosis medical, data mining dan email spam filtering. Homelnd security mempunyai fungsi untuk mencegah, mendeteksi, menanggapi dan memperbaiki suatu tingkah laku kegiatan seperti teroris dan juga bencana alam.
Robot juga telah umum dignakan dibanyak industry. Mereka sering diberikan pekerjaan yang di pertimbangkan berbahaya bagi manusia. Robot juga terbukti efektif pada pekerjaan yang sangat repetitive yang mungkin menyebabkan kesalahan atau kecelakaan tugas karena kehilangan konsentrasi, jika dikerjakan oleh manusia. Contonya General Motor (GM) menggunakan 16.000 robot untuk tugas painting, welding dan assembly. Jepang merupakan Negara pemimpin dalam penggunaan robot, dari data yang didapat pada 1995, 700.000 robot digunakan secara luas diseluruh dunia dan lebih dari 500.000 berasal dari jepang (Encarta, 2006)


D.    KESIMPULAN
Kecerdasan adalah suatu anugerah sekaligus aktiva bagi manusia yang diberikan oleh Tuhan. Sudah sepantasnyalah kita bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepada kita semua. Kecerdasan dibagi menjadi dua yaitu kecerdasan alami dan kecerdasan buatan. Melalui manusia kecerdasan buatan dapat tercipta sehingga menghasilkan suatu kecanggihan yang luar biasa terutama dalam aktivitas  kehidupan manusia. Untuk itu manusia (khususnya mahasiswa) diharapkan mampu mengembangkan potensi, ketrampilannya dan kreatifitasnya dalam bidang kecerdasan buatan sehingga manusia siap untuk menyongsong kehidupan di masa datang dengan lebih baik.

E.     DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 09 Oktober 2013

Hubungan Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi Manusia

A. Arsitektur Komputer
    Von Neumann adalah seorang matematikawan dari Hungaria-Jerman yang memberikan kontribusi penting dalam salah satu bidangnya yaitu ilmu komputer. Beliau juga merupakan pionir komputer digital modern dan penerapan teori operator dibidang mekanika. Beliau menjelaskan bahwa arsitektur computer adalah sistem komputer non paralel dan Beliaulah yang pertama kali menggagas konsep sebuah sistem yang menerima instruksi-instruksi dan menyimpannya dalam sebuah memori. Konsep inilah yang menjadi dasar arsitektur komputer hingga saat ini. Beliau juga salah seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh dalam pembuatan bom atom di Los Alamos pada Perang Dunia II lalu.
Arsitektur komputer adalah suatu konsep perencanaan dan struktur dalam pengoperasian dasar sistem komputer (Dito blog, 2011).
     Arsitektur komputer juga berkaitan dengan atribut-atribut yang mempunyai dampak langsung pada suatu sistem komputer, maksud dari atribut-atribut itu adalah arsitektur komputer mempunyai kebutuhan yang fungsional sebagai perangkat keras dalam desain suatu program komputer.
    Arsitektur komputer merupakan konsep perencanaan dan sturtur pengoprasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer disebut sebagai suatu seni megenai cara-cara dalam mengaplikasikan atau interkoneksi dalam komponen perangkat keras agar memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biaya. Dan dalam pengoprasian lebih difokuskan bagaimana cara bekerja CPU serta mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll (Wartawarga Gundarma, 2012).
     Kelebihan dan kekurangan dari struktur kognisi, yaitu :
Kelebihan: 
1. Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas
2. Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar
3. Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal
Kekurangan:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama
2. Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, karena tergantung individu masing-masing dalam mengoptimalkan cara berpikir mereka.

Gambar 1. Arsitektur Komputer
(yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../pemrosesan+komp.pdf)
  1. Central processing unit (CPU), yang mengendalikan semua unit sistem computer yang lain dan mengubah input menjadi output.
    • Primary storage (penyimpanan primer), berisi data yang sedang diolah dan program.
    • Control unit (unit pengendali), membuat semua unit bekerja sama sebagai suatu sistem 
    • Arithmatika and logical Unit , tempat berlangsungkan operasi perhitungan matematika dan logika.
  2. Unit Input, memasukkan data ke dalam primary storage.
  3. Secondary storage (penyimpanan sekunder), menyedikan tempat untuk menyimpan program dan data saat tiak digunakan.
  4. Unit Output, mencatat hasil pengolahan.
B. Struktur Kognisi Manusia
     Struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun, yang disusun dengan pola tertentu, sedangkan kognitif menurut Livingstone, kognitif adalah kemampuan berpikir dimana yang menjadi objek berpikirnya terjadi pada diri sendiri. Segala sesuatu tentang pengetahuan, kesadaran, kontrol yang dihasilkan dari proses berpikir yang terjadi pada diri sendiri.
     Struktur kognisi manusia adalah otak. Proses berfikir manusia sama halnya seperti proses kerja computer yang terdiri dari 3 tahap, yaitu :
  1. Tahap 1 : memasukkan informasi (input) ditangkap lewat panca indera.
  2. Tahap 2 : pemrosesan informasi (storage) melalui otak.
  3. Tahap 3 : pengeluaran informasi yang telah diolah (output) berupa ide / perilaku.
Gambar 2. Struktur Kognisi Manusia
C. Kesimpulan
     Hubungan Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia adalah bahwa struktur kognisi manusia adalah suatu unsur yang saling berhubungan antara satu sama dengan yang lain yang saling berakomodir atau saling melengkapi antara fungsi-fungsi, skema. Seperti bagian otak yang mengakomodir unsur bagian-bagian tubuh manusia yang menjadikan suatu sistem yang kompleks. Sedangkan untuk struktur kognisi arsitektur komputer adalah suatu unsur yang saling melengkapi, tetapi hanya dari perangkat keras yang didesain seperti CPU, RAM, Memory, Processor. 
     Perbedaan antara arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia adalah struktur kognitif manusia itu proses berpikir yang terjadi pada diri manusia, sehingga memiliki kontrol terhadap proses berpikirnya sendiri. Sedangkan arsitektur komputer yang menciptakan adalah manusia, manusia yang mebuat program, manusia yang membuat pola dari sistem komputer itu, sehingga yang memiliki peran utama dari semuanya adalah manusia itu sendiri, dan jika disatukan maka akan menimbulkan suatu kelebihan dan kekurangan dari struktur kognisi.
    Dapat disimpulkan bahwa arsitektur komputer adalah suatu konsep perencanaan dan struktur dalam pengoperasian dasar sistem komputer. Arsitektur komputer juga berkaitan dengan atribut-atribut yang mempunyai dampak langsung pada suatu sistem komputer. Unit-unit dalam struktur artsitek computer tidak sekompleks dengan kognisi manusia karena arsitektur komputer hanya terdiri dari mesin pemutar disket, mesin pemutar hard disk dan CPU. Sedangkan kognisi manusia merupakan merupakan kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang telah didapatkan dari proses berpikir. Cara manusia memperoleh pengetahuan adalah dengan cara menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Semuanya itu karena otak yang berperan penting dalam menghubungkan bagian -bagian tubuh manusia yg menjadikan suatu sistem yang kompleks.

Daftar Pustaka :
Andiani. (2012). Arsitektur komputer dan kognisi manusia. http://andiani-nitnoet.blogspot.com/2012/10/arsitektur-komputer-dan-kognisi-manusia.html. Diakses tanggal 6 Oktober 2013.
Anonim. (2013). Arsitektur komputer.http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer. Diakses tanggal 6 Oktober 2013.
Anonim. (2010). Struktur kognisi manusia. http://medisch-article.blogspot.com/. Diakses tanggal 6 Oktober 2013.
Ari, Y. (2006). Arsitektur komputer. yohanes_ari.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../pemrosesan+komp.pdf. Diakses tanggal 6 Oktober 2013.
Robbani, I. (2012). Struktur kognisi manusia. http://ibadurahman-robbani.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Diakses tanggal 6 Oktober 2013.
Solso, M. (2008). Psikologi kognitif. Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/John_von_Neumann
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_von_Neumann
http://a114306200703419.blogspot.com/2012/01/konsep-mesin-menurut-von-neumann.html

Senin, 06 Mei 2013

Logotherapy

     Logotherapy berasal dari kata Logos (yunani), yang artinyameaning (makna) dan spirituality (kerohanian). Logotherapymengakui adanya dimensi kerohanian dan memanfaatkannya untuk mengembangkan hidup yang bermakna. Logotherapy disebut juga sebagai Therapy through Meaning atau Health through Meaning(Christia, 2011). Logotherapy dikembangkan oleh Victor Frankl yang beraliran eksistensial. Frankl adalah psikiater yang ditangkap oleh tentara Nazi. Istri dan anaknya terbunuh, sedangkan hanya dirinya sendiri yang selamat. Dari penderitaan yang ia rasakan di perkemahan Nazi tempat dirinya ditangkap, kemudian ia membuat sebuah teori mengenai makna hidup. Bukunya berjudul ‘Message of Meaning’. Menurut Frankl terdapat dua tipe manusia, yaitu manusia yang seperti babi dan manusia yang baik. Manusia yang seperti babi, akan mengorbankan orang lain, bahkan temannya sendiri saat sedang berada dalam situasi sulit. Sebaliknya manusia yang baik, akan menolong orang lain walaupun dirinya sendiri kesulitan dan selalu melakukan sesuatu yang bermanfaat.

     Dasar pandangan terapi ini adalah dari filsafat eksistensial. Filsafat eksistensial berkaitan dengan eksistensi manusia di dunia ini, seperti bagaimana manusia melihat hidupnya ke depan. Christia (2011) mengatakan Logotherapy berpandangan bahwa makna hidup(the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) merupakan motif asasi manusia. Uang, kekuasaan, dan lain-lain adalah makna hidup yang semu. Logotherapy terkadang disebut aliran ketiga dalam terapi psikis, aliran yang lainnya adalah analisis kejiwaan (Freud) dan psikologi individual (Adler). Mereka berbeda dalam analisis kejiwaan yang fokus pada tekad kesenangan, psikologi individual fokus pada tekad kekuatan dan logotherapyfokus pada tekad makna.

     Menurut Kimble dan Ellor (2000) logotherapy bertentangan dengan terapi lainnya terkait dengan tujuan terapi. Frankl (dalam Kimble dan Ellor, 2006) mengatakan bahwa tujuan terapi psikoanalisis adalah mencapai persetujuan yang dapat diterima antara tuntutan alam bawah sadar dan kenyataan yang diperoleh. Tujuan terapinya adalah menyesuaikan individu pada orang-orang yang berada disekitarnya. Pada psikologi individual lebih ambisius dan penuh harapan. Mendasarkan pada penyesuaian, yang menuntut kesabaran dalam membentuk ulang kenyataan. Berbeda dengan logotherapy yang memiliki tujuan untuk pemenuhan individu, melalui dimensi lain yang membuat individu keluar dari lingkaran kehidupan yang terbukti tidak dapat diubah. Situasi kehidupan yang terbukti kaya akan makna dan pemenuhan diri (Kimbley dan Ellor, 2006).

Kodrat/ Hakikat Manusia
Berikut ini merupakan beberapa pandangan logotherapy terhadap manusia :
  1. Menurut Frankl manusia merupakan kesatuan utuh dimensi ragawi, kejiwaan dan spiritual. Unitas bio-psiko-spiritual.
  2. Frankl menyatakan bahwa manusia memiliki dimensi spiritual yang terintegrasi dengan dimensi ragawai dan kejiwaan. Perlu dipahami bahwa sebutan “spirituality” dalam logotherapy tidak mengandung konotasi keagamaan karena dimens ini dimiliki manusia tanpa memandang ras, ideology, agama dan keyakinannya. Oleh karena itulah Frankl menggunakan istilahnoetic sebagai padanan dari spirituality, supaya tidak disalahpahami sebagai konsep agama.
  3. Dengan adanya dimensi noetic ini manusia mampu melakukanself-detachment, yakni dengan sadar mengambil jarak terhadap dirinya. Serta mampu meninjau dan menilai dirinya sendiri.
  4. Manusia adalah makhluk yang terbuka terhadap dunia luar serta senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia dalam lingkungan sosial-budaya serta mampu mengolah lingkungan fisik di sekitarnya.
  5. Dengan demikian, dalam pandangan logotherapy manusia adalah istimewa.
Menurut Christia (2011) kodrat manusia terdiri dari:
  1. Manusia adalah makhluk hidup yang terintegrasi dengan 3 dimensi dasar, yaitu: (a) Somatic adalah dimensi biologis, berkaitan dengan faktor herediter dan konstitusional (hormon dan syaraf). (b) Mental Adalah dimensi proses psikologis.(c) SpiritualAdalah dimensi non-logical yang seringkali diabaikan di bidang psikologi dan psikiatri. Dimensi spiritual ini dipentingkan dalam logotherapy.
  2. Adanya kebebasan dan tanggung jawab.Kebebasan manusia dibatasi oleh kebebasan orang lain, sehingga kebebasan kita menjadi terbatas. Kebebasan berkehendak(Freedom of Will) adalah kebebasan dalam arti terbatas. Kebebasan harus disertai dengan tanggung jawab.
  3. Adanya hati nurani.Hati nurani adalah organ untuk menentukan makna, yang ditunjukkan dengan adanya Wiil to Meaning. Hati nurani memiliki keaslian dalam ketidaksadaran spiritual dan dibandingkan secara individual dengan insting. Hati nurani dideskripsikan sebagai ’insting etika’ dan memiliki kualitas luar biasa.
  4. Membedakan manusia dengan hewan.
  5. Manusia sebagai makhluk spiritual tidak akan sakit, yang sakit adalah dimensi somatik dan psikologis. Kita memiliki spiritualitas yang membuat kita dapat menyikapi berbagai masalah, membuat kita peduli dengan orang lain dan membuat kita menjadi benar.Dasar kehidupan manusia akhirnya adalah tidak sadar. Terdapat perbedaan diantara ketidaksadaran spiritual dan instingtual. Freud menganggap ketidaksadaran sebagai insting yang tertindas.
Nilai Kehidupan
     Kehidupan memiliki makna dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan. Manusia memiliki kehendak untuk hidup bermakna yang merupakan motivasi utama dalam hidup. Jadi kehendak hidup bermakna (The Will to Meaning) adalah motivasi dasar manusia. Hal ini tertuju pada hal-hal di luar diri, tidak self-centered (Christia, 2011). Maka dari itu hidup yang bermakna adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Makna Hidup (The Meaning of Life)
     Makna hidup merupakan sesuatu yang penting, benar, dan didambakan oleh setiap orang. Makna hidup ditemukan dalam kehidupan, termasuk penderitaan (rasa salah, sakit, kematian). Makna hidup itu khas/unik, personal (benar untuk orang tertentu, belum tentu benar untuk orang yang lain), spesifik, dan konkret. Makna hidup bisa berubah (temporer), yaitu ada jangka panjang dan jangka pendek, namun ada makna hidup yang mutlak dan universal. Makna hidup tak dapat diberikan oleh siapapun, tetapi harus ditemukan sendiri.
     Tujuan hidup terkandung di dalam makna hidup. Makna dalam praktiknya tampil sebagai nilai (value): belief preskriptif ataubelief yang memandu dan mengarahkan tingkah laku. Pada dasarnya makna hidup adalah hal yang bernilai atau baik. Makna hidup adalah nilai terminal karena mengandung tujuan hidup (Christia, 2011). Kita tidak akan pernah menghindar dari tugas memilih diantara kemungkinan-kemungkinan. Banyak orang mengabaikan masa lalu mereka sebagai sumber makna di kehidupan mereka, padahal mengindetifikasi sumber makna di masa lalu dapat memberi makna di masa sekarang. Makna hidup itu harus dicari oleh manusia, di dalam makna tersebut tersimpan nilai-nilai yaitu : (1) nilai kreatif, (2) nilai pengalaman, dan (3) nilai sikap. Dengan dorongan untuk mengisi nilai-nilai itu maka kehidupan akan lebih bermakna. Makna hidup yang diperoleh manusia akan meringankan beban atau gangguan kejiwaan yang dialaminya.

Sumber Makna Hidup
     Selama kita mampu melihat hikmah di setiap keadaan maka makna hidup mungkin saja dapat ditemukan dalam keadaan penderitaan. Dalam kehidupan ini terdapat beberapa bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang dapat menemukan makna hidupnya apabila nilai-nilai tersebut dipenuhi.Sumber makna hidup menurut Frankl (dalam Christia, 2011) ada tiga macam, yaitu:
  1. Creative Values. Terdiri dari berkarya, bekerja, mencipta, dan melaksanakannya dengan baik karena mencintai kegiatan itu. Melalui karya dan kerja kita dapat menemukan makna hidup dan menghayati kehidupan secara bermakna. Namun, pekerjaan hanyalah sarana yang memberikan kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan makna hidup, sehingga makna hidup tidak terletak pada pekerjaan tetapi lebih tergantung pada individu yang bersangkutan.
  2. Experiental Values. Terdiri dari meyakini dan menghayati: kebenaran, keyakinan, keindahan, cinta kasih dan keimanan.
  3. Attitudinal Values. Yaitu mengambil sikap tepat atas pengalaman tragis yang tak terhindarkan lagi. Jadi, menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan kebenaran akan segala bentuk-bentuk penderitaan. Dalam hal ini yang diubah bukan keadaannya tetapi sikap yang diambil dalam menghadapi keadaan itu.
Tujuan Logotherapy
     Menurut Semiun (2006) tujuan logotherapy menyangkut beberapa hal. Terapis pertama-tama harus memperlebar dan memperluas medan visual dari klien sehingga seluruh spektrum makna dan nilai-nilai disadari dan kelihatan olehnya. Dengan demikian usaha klien untuk berpusat pada dirinya sendiri dipecahkan karena ia dikonfrontasikan dan diarahkan kepada makna hidupnya. Pemenuhan diri sendiri hanya bisa tercapai sejauh manusia telah memenuhi makna konkret dari keberadaan pribadinya.Terapis juga membantu pengalaman individual yang nyata (real) dari klien sehingga ia dapat mengikuti potensi-potensinya dan melampaui keadaan-keadaan yang tidak wajar.
     Akhirnya terapis harus membantu klien menghilangkan kecemasan dan neurosis kompulsif eksesif. Terapis harus mengingat bahwa logotherapy bukan treatment simtomatik terhadap neurosis, melainkan menangani sikap klien terhadap simtom-simtom. Jadi, seseorang dengan gangguan fisik tetap bertanggung jawab terhadap sikap spiritual atau sikap eksistensialnya terhadap keadaannya (semiun, 2006).
Menurut Kimble dan Ellor (2000) tujuan logotherapy dengan kata lain untuk menstimulasi kehendak untuk hidup bermakna. Frankl (dalam Kimble dan Ellor, 2000) menemukan bahwa manusia itu berorientasi pada makna hidup dan pencarian makna hidup disekelilingnya. Kehendak untuk mendapatkan kenikmatan dan kehendak untuk mendapatkan kekuasaan terdorong dan terarahkan dari kehendak untuk memiliki hidup yang bermakna (Kimble dan Ellor, 2000).
     Secara ringkas, Logotherapy bertujuan agar masalah yang dihadapi klien, bisa ditemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah tersebut. Ada pun tujuan dari logotherapy adalah agar setiap pribadinya, yaitu:
  1. Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal
  2. Ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya.
  3. Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan.
  4. Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan.
  5. Agar mampu tegak, kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
Langkah-langkah dalam Proses Terapi
Langkah-langkah dalam proses terapi menurut Semiun (2006), adalah sebagai berikut:
1. Menghadapi Situasi tersebut
     Diagnosis yang tepat merupakan langkah pertama dalam terapi dan merupakan sesuatu yang penting. Seluruh gangguan fisik klien merupakan faktor-faktor fisik, psikologis, dan spiritual. Tidak ada neurosis somatogenik, psikogenik, atau noogenik saja. Tujuan diagnosis adalah menentukan sifat dari setiap faktor dan mengidentifikasi faktor manakah yang dominan. Apabila faktor fisik yang dominan, maka kondisi itu disebut psikosis, dan apabila faktor psikologis yang dominan maka kondisi tersebut adalah neurosis. Sebaliknya apabila faktor spiritual yang dominan maka kondisi tersebut adalah neurosis noogenik.
2. Kesadaran akan Simtom
     Dalam menangani reaksi-reaksi neurosis psikogenik, logotherapydiarahkan bukan pada simtom-simtom dan bukan juga pada penyebab psikis, melainkan sikap klien terhadap simtom-simtom tersebut.dalam mengubahh sikap klien terhadap simtom-simtom-simtom itu, logotherapy benar-benar merupakan suatu terapi personalitik.
3. Mencari Penyebab
     Logotherapy adalah suatu terapi khusus bagi frustasi eksistensial (kehampaan eksistenasial) atau frustasi terhadap keinginan akan makna. Kondisi-kondisi ini jika menghasilkan simtom-simtom neurotik, maka disebut neurosis noogenik.
     Logotherapy berurusan dengan penyadarab manusia terhadap tanggung jawabnya karena tanggung jawab merupakan dasar yang hakiki bagi keberadaan manusia. Tanggung jawab berarti kewajiban, dan kewajiban tersebut hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan makna, yakni makna hidup.
Jadi, logotherapy berkenaan dengan makna dalam berbagai aspek dan bidangnya. Makna keberadaan itu dapat berupa makna hidup dan mati, makna pendeitaan, makna pekerjaan dan makna mati.
4. Menemukan Hubungan antara Penyebab dan Simtom
     Neurosis kecemasan dan keadaan fobia ditandai oleh kecemasan antisipatori yang menimbulkan kondisi yang ditakutu klien. Terjadinya kondisi tersebut kemudian memperkuat kecemasan antisipatori yang mengakibatkan lingkaran setan sehingga sehingga klien menghindar atau menarik diri dari situasi-situasi tersebut, di mana ia merasakan bahwa kecemasannya akan terjadi. Dalam kasus-kasus yang menyangkut kecemasan antisipatori, teknik logotherapy yang disebut intensi paradoksikal (paradoxical intention) sangat berguna.
     Sebaliknya, perhatian dan observasi diri yang berlebih-lebihan ditangani dengan teknik logotherapy lain, yakni derefleksi (dereflexion). Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
Di lain pihak, klien yang mengalami kasus yang tidak bisa disembuhkan dan nasib buruk yang tidak dapat diubah, maka perhatian klien diarahkan kepada unsur rohani dan di dorong supaya klien menemui nilai bersikap. Teknik logotherapy ini dinamakan bimbingan rohani (spiritual ministry).

Peranan dan Kegiatan Terapis
     Menurut Semiun (2006) terdapat beberapa peranan dan kegiatan terapis dapat dikemukakan secara singkat di bawah ini.
1. Menjaga hubungan yang akrab dan pemisahan ilmiah.
    Terapis pertama-tama harus menciptakan hubungan antara klien dengan mencari keseimbangan antara dua ekstrem, yakni hubungan yang akrab (seperti simpati) dan pemisahan secara ilmiah (menangani klien sejauh ia melibatkan diri dalam teknik terapi).
2. Mengendalikan filsafat pribadi
    Maksudnya adalh terapis tidak boleh memindahkan filsafat pribadi pada klien, karena logotherapy digunakan untuk menangani masalah-masalah yang menyangkut nilai-nilai dan masalah spiritual, seperti aspirasi terhadap hidup yang bermakna, makna cinta, makna penderitaan, dan sebagainya.
3. Terapis bukan guru atau pengkhotbah
    Terapis adalah seorang spesialis mata dalam pengertian bahwa ia memberi kemungkinan kepada klien untuk melihat dunia sebagaimana adanya, dan bukan seorang pelukis yang menyajikan dunia sebagaimana ia sendiri melihatnya.
4. Memberi makna lagi pada hidup
    Salah satu tujuan logotherapy adalah menemukan tujuan dan maksud keberadaannya. Kepada klien bahwa setiap kehidupan memiliki potensi-potensi yang unik dan tugas utamanya adalah menemukan potensi-potensi itu. Pemenuhan tugas ini memberi makna pada kepada hidupnya.
5. Memberi makna lagi pada penderitaan
    Di sini, terapis harus menekan bahwa hidup manusia dapat dipenuhi tidak hanya dengan menciptakan sesuatu atau memperoleh sesuatu, tetapi juga dengan menderita. Manusia akan mengalami kebosanan dan apati jika ia tidak mengalami kesulitan atau penderitaan.
6. Menekankan makna kerja
    Tugas terapis adalah memperlihatkan makan pada pekerjaan itu sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang yang bekerja berubah. Tanggunga jawab terhadap hidup dipikul oleh setiap orang dengan menjawab kepada situasi-situasi yang ada. Ini dilakukan bukan dengan perkataan, melainkan dengan tindakan. Kesadaran akan tanggung jawab timbul dari kesadaran akan tugas pribadi yang konkret dan unik.
7. Menekankan makna cinta
    Tugas terapis adalah menuntut klien untuk mencintai dalam tingkat spiritual atau tidak mengacaukan cinta seksual dengan cinta spiritual yang menghidupi pengalaman orang lain dalam semua keunikan dan keistimewaannya.

Teknik Logotherapy
    Frankl dengan logotherapy-nya tidak hanya menyumbang teori, tetapi juga teknik-teknik terapi yang khusus kepada dunia psikoterapi. Menurut Semiun (2006) teknik-teknik logotherapy yang terkenal adalah intensi paradoksikal, derefleksi, dan bimbingan rohani.
a. Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logotherapy disebut antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri.
Teknik ini diarahkan pada penghapusan gejala melalui cara yang paradoks, yakni meminta kepada klien agar ia dengan sengaja menampilkan gejala yang dialaminya, tetapi dengan melebih-lebihkan dan mengejek atau berhumor atas gejala itu. Landasan dari intensi paradoksikal ini adalah kesanggupan manusia untuk bebas bersikap dan mengambil jarak terhadap dirinya sendiri. Mengambil jarak terhadap diri sendiri berarti melampaui diri sendiri, dan inilah yang dinamakan humor. Frankl (dalam Semiun, 2006) mengemukakan bahwa humor tehadap diri sendiri atau menertawakan gejala-gejalanya sendiri bagi individu memiliki pengaruh kuratif.

b. Derefleksi
Frankl (dalam Semiun, 2006) percaya bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.

c. Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.


Sumber:
Christia, Mellia. (2011). Meraih Hidup Bermakna. Seminar. Universitas Indonesia: Depok.

Kimble, A Melvin, dan Ellor, W James. (2000). Logotherapy: An Overview. Journal of Religious Gerontology. Vol. 11.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Ebook. Yogyakarta: Kanisius

Widyarini, Nilam M.M. (2000). PsikologiPopuler: Kunci Pengembangan Diri. Ebook. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Selasa, 30 April 2013

Behavior Therapy


Behavior Therapy atau yang disebut dengan terapi perilaku adalah jenis terapi yang populer dan sudah sering kita dengar. Terapi ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap psikoanalisa. Behavior Therapymemiliki konsep yang sangat berbeda dan berlawanan dengan terapi psikoanalisa. Arnold A. Lazarus adalah orang yang berkontribusi dalambehavioral therapy. Lazarus adalah anak terakhir dari empat bersaudara, ia lahir di Johannesburg, Afrika Selatan. Ketika ia lahir, kakak perempuannya berusia 17 dan 14 tahun, sedangkan kakak laki-lakinya berusia 9 tahun. Lazarus hidup di lingkungan tetangga yang hanya ada sedikit anak-anak, dia ingat dulu sering merasa kesepian dan ketakutan. Awalnya ia mengambil kuliah jurusan sastra inggris, tetapi karena dosennya tidak menarik dan membosankan maka ia memutuskan untuk pindah ke jurusan psikologi dan sosiologi, yang materinya menarik minat dan rasa ingin tahunya. Selain itu, dosen-dosennya membuat Lazarus menjadi terinspirasi. Akhirnya tahun 1957 ia mendapatkan gelar master dalam psikologi eksperimental dan tahun 1960 mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi klinis. Behavior therapy lebih menekankan kepada metode action-orienteduntuk membantu orang-orang mengubah perilaku dan pikiran mereka (Glass dan Arnkoff dalam Corey, 1996). Tokoh-tokoh klasik yang juga berperan penting dalam behavioral therapy adalah B. F Skinner, J.B Watson, Albert Bandura, dan lain-lain. Pendekatan behavioral muncul sejak tahun 1950 dan awal 1960 sebagai konsep radikal yang bertentangan dengan perspektif psikoanalisa yang dominan. Behavior therapy dapat dipahami dengan mempertimbangkan tiga area perkembangan, yaituclassical conditioning, operant conditioning dan cognitive therapy (Corey, 1996).


A.     Dinamika Kepribadian Manusia
Menurut pendekatan behavioristik, manusia dapat memiliki kecenderungan positif atau negatif karena pada dasarnya kepribadian manusia dibentuk oleh lingkungan di mana ia berada. Perilaku dalam pandangan behavioristik adalah bentuk dari kepribadian manusia. Perilaku dihasilkan dari pengalaman yang diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan. Perilaku yang baik adalah hasil dari lingkungan yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi, manusia adalah produk dari lingkungan. Pandangan behavioristik radikal memandang manusia pasif, mekanistik, dan deterministik. Manusia merupakan "objek" yang dapat diubah menurut keinginan orang yang ingin mengubahnya. Pandangan inilah yang mendapat kritikan dari beberapa ahli. Selanjutnya, pandangan behavioristik yang terbaru mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih perilaku seseorang berdasarkan pemahamannya (Lubis, 2011).

Salah satu ahli behavioristik yang sepakat bahwa manusia memiliki kebebasan untuk menentukan perilakunya adalah Albert Bandura yang merupakan tokoh teori sosial-belajar.

Bandura (dalam Lubis, 2011) menolak keras pandangan yang menyatakan bahwa manusia bersifat mekanistik dan deterministik, karena menurutnya manusia adalah pribadi yang memiliki kebebasan dalam menghadapi stimulus (rangsangan) dari lingkungan dan bukanlah subjek yang pasif. Adapun pengubahan (modifikasi) perilaku dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu agar memiliki kemampuan melakukan tindakan dan tidak terpaku sebagai individu yang hanya mampu memberi respons. Dustin dan George (dalam Lubis, 2011) mengemukakan pandangan mereka tentang konsep manusia sebagai berikut:
  1. Manusia bukanlah individu yang baik atau jahat sehingga memiliki kemampuan untuk berperilaku baik atau jahat 
  2. Manusia dapat mengkonseptualisasikan dan mengontrol perilakunya sendiri. Manusia dapat memperoleh perilaku yang baru 
  3. Perilaku manusia dapat memengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku orang lain. 

Pandangan ini semakin menguatkan bahwa manusia dapat memiliki kemampuan untuk berkembang ke arah yang lebih baik, apabila ia berada dalam situasi lingkungan yang mendorongnya untuk menjadi individu yang baik. Adapun perilaku bermasalah dalam konsep behavioristik adalah perilaku yang tidak sesuai/tepat dengan yang diharapkan oleh lingkungan. Penetapan perilaku bermasalah mengacu pada perbedaannya dengan perilaku normal yang menekankan aspek penyesuaian diri dengan lingkungan. Perilaku yang salah ini dapat ditandai dengan munculnya konflik antara individu dengan lingkungannya. Hal inilah yang mengakibatkan ketidakpuasan dan kesulitan dalam diri individu.

A.     Karakteristik dan Asumsi Dasar
Spiegler dan Guevremont (dalam Corey, 1996) mengemukakan 6 hal yang mengkarakterisasikanbehavior therapy, yaitu:

  1. Behavior therapy didasarkan pada prinsip dan prosedur penelitian ilmiah. Prinsip-prinsip pembelajaran secara sistematis diterapkan untuk membantu orang-orang mengubah perilakunya yang maladaptif. Hasilnya lebih didasarkan pada apa yang telah diobservasi daripada keyakinan-keyakinan pribadi. Hal yang membedakan praktisi behavioral dengan yang lainnya adalah spesifikasi yang sistematis dan dapat diukur. Mereka membuat tujuan dari treatment-nya secara konkret dan objektif agar memungkinkan dilakukan pengulangan pada intervensi mereka. Metode penelitian digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari prosedur pengukuran dan treatment. Konsep dan prosedur behavioral dinyatakan secara eksplisit, di tes secara empiris, dan diperbaiki secara terus-menerus.  
  2. Behavior therapy berhadapan dengan masalah klien saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terapis berpendapat bahwa masalah klien dipengaruhi oleh kondisi sekarang. Mereka kemudian menggunakan teknik behavioral untuk mengubah faktor-faktor sekarang yang relevan yang mempengaruhi perilaku klien.
  3. Dalam behavior therapy, klien diharapkan melakukan tindakan-tindakan spesifik untuk menghadapi masalah mereka. Daripada berbicara secara sederhana mengenai kondisi, mereka melakukan sesuatu yang membawa perubahan. Mereka mengawasi perilaku klien selama dan diluar sesi terapi, kemampuan untuk belajar dan praktik menyelesaikan masalah dan bermain peran terhadap perilaku baru. Terapi ini adalah pendekatan yang mengarah pada tindakan.
  4. Secara umum, behavior therapy sebisa mungkin membawa klien pada lingkungan yang natural (yang sebenarnya). Pendekatan ini menekankan pada mengajari klien kemampuan mengatur dirinya (self-management), dengan harapan bahwa mereka akan bertanggung jawab untuk menerima apa yang mereka pelajari dalam terapi dalam kehidupan sehari-hari. Pekerjaan rumah menjadi bagian yang integral dalambehavioral therapy.
  5. Prosedur behavioral dibuat agar cocok dengan kebutuhan masing-masing klien yang unik. Beberapa teknik terapi digunakan untuk mengatasi masalh klien.
  6. Praktik terapi behavioral didasarkan pada hubungan partner yang kolaboratif antara terapis dan klien. Pertama, selalu berusaha untuk memberikan informasi pada klien tentang treatment yang akan diajalani. Kedua, klien sering dilatih untuk mengawali, melakukan, dan mengevaluasi treatment yang dijalaninya sesuai bimbingan terapis.
  
C.     Tujuan Behavior Therapy
Menurut Latipun (dalam Lubis, 2011) secara umum, tujuan dari terapi behavioristik adalah menciptakan suatu kondisi baru yang lebih baik melalui proses belajar sehingga perilaku simtomatik dapat dihilangkan. Sementara itu tujuan terapi behavioristik secara khusus adalah mengubah tingkah laku adaptif dengan cara memperkuat tingkah laku yang diharapkan dan meniadakan perilaku yang tidak diharapkan serta menemukan cara-cara bertingkah laku yang tepat.

Corey (1996) memiliki asumsi lain bahwa tujuan umum dari behavior therapy adalah membuat suatu kondisi baru untuk belajar, dengan asumsi bahwa belajar dapat memperbaiki perilaku-perilaku yang bermasalah. Pada terapi ini ditekankan bahwa klien memiliki peran yang aktif dalam memutuskan treatment mereka. Jadi klien diminta untuk menetapkan tujuan spesifik mereka sendiri. Terapis membantu klien merumuskan tujuan-tujuan yang spesifik, tidak ambigu, dan dapat diukur. Terapi ini meyakinkan bahwa hak-hak klien dilindungi (Corey, 1996). Spiegler dan Guevremont (dalam Corey, 1996) mengatakan bahwa hal ini mencakup tujuan yang spesifik dan perilaku yang ditargetkan, yang secara empiris berdasarkan pada pengujian prosedur, treatment yang singkat dan apa adanya, dan hubungan yang kolaboratif antara terapis dengan klien. Tujuan dari terapi ini harus ditunjukkan dengan jelas, konkrit, dapat diapahami, dan disetujui oleh klien dan konselor.

Menurut Comier dan Comier (dalam Corey, 1996) pentingnya hubungan kolaboratif adalah sebagai berikut:
  1. Terapis menjelaskan pentingnya dan kegunaan dari menetapkan tujuan
  2. Klien mengemukakan perubahan positif yang ia inginkan dari terapi tersebut.
  3. Klien dan terapis menunjukkan apakah tujuan-tujuan tersebut menimbulkan keinginan klien untuk merubah dirinya.
  4. Bersama-sama mereka mengeksplor apakah tujuan-tujuan tersebut realistik.
  5. Mereka mendiskusikan adanya kemungkinan untung dan rugi dari tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
  6. Mereka membuat suatu keputusan mengenai: melanjutkan mencari tujuan-tujuan, mempertimbangkan lagi tujuan klien, atau mencari pengganti tujuan lainnya.
Oleh karena itu, teknik behavioral tidak mengancam akan berkurangnya kebebasan untuk memilih. Membebaskan orang-orang dari perilaku yang mengganggu agar mereka dapat hidup sepenuhnya adalah konsisten dengan nilai-nilai demokratis individu yang mampu menentukan tujuannya sendiri secara bebas selama tujuan tersebut konsisten dengan norma-norma masyarakat (Corey, 1996).

D.     Fungsi dan Peran Behavior Therapy
Menurut Corey (1996) terapis dalam behavioral therapy memegang peranan aktif dan direktif dalam pelaksanaan proses terapi. Dalam hal ini terapis harus mencari pemecahan masalah klien. Fungsi utama terapis adalah bertindak sebagai guru, pengarah, penasihat, konsultan, pemberi dukungan, fasilitator, dan mendiagnosis tingkah laku maladaptif klien dan mengubahnya menjadi tingkah laku adaptif. Terapis pada behavior therapy memperhatikan tanda-tanda apapun yang diberikan klien, dan mereka bersedia untuk mengikuti prosedur terapi. Terapis menggunakan teknik seperti summarizing, reflection, klarifikasi, dan pertanyaan terbuka. Goldfried dan Davidson (dalam Corey, 1996) mengatakan bahwa, akan tetapi terdapat dua fungsi yang membedakan klinisi behavioral: mereka fokus pada hal-hal spesifik, dan mereka secara sistematis berusaha untuk mendapatkan informasi tentang situasi antecedents, dimensi dari masalah-masalah perilaku, dan konsekuensi dari masalah.

Fungsi penting terapis lainnya adalah sebagai role model bagi klien. Bandura (dalam Corey, 1996) mengatakan kebanyakan belajar itu terjadi melalui pengalaman langsung. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa proses fundamental yang paling memungkinkan klien dapat mempelajari tingkah laku baru adalah melalui proses imitasi. Terapis dijadikan model pribadi yang ingin ditiru oleh klien karena cenderung memandang terapis sebagai orang yang patut untuk diteladani. Klien sering kali meniru sikap, nilai dan tingkah laku terapis. Untuk itulah, seorang terapis diharapkan menyadari perannya yang begitu penting dalam terapi sehingga tidak memunculkan perilaku yang tidak semstinya untuk ditiru.

E.     Hubungan antara Terapi dan Klien
Granvold dan Wodarski (dalam Corey, 1996) mengatakan bahwa hubungan terapi dalam konteksbehavioral secara signifikan dapat berkontribusi dalam proses mengubah tingkah laku. Corey (1996) mengatakan hubungan terapi yang baik dapat meningkatkan kesempatan klien untuk menerima terapi. Tidak hanya dari kerjasama klien dalam prosedur terapi, tetapi harapan positif klien mengenai efektifitas terapi juga berkontribusi terhadap hasil yang sukses. Kemampuan dan ketrampilan terapis behavior adalah salah satu yang dapat mengkonseptualisasikan masalah perilaku.

Seperti yang sebelumya telah saya jelaskan mengenai pendekatan humanistik, client centered therapy, mereka menekankan dan mengutamakan keaslian hubungan terapis dengan klien, artinya terapis bertindak apa adanya sebagai seorang manusia (misal, mengutarakan dirinya marah ketika klien membuatnya tersinggung). Kemudian terapi psikoanalisis, mereka menekankan hubungan transference. Berbeda dengan terapi-terapi lainnya, behavior therapy menurut Corey (1996) tidak terlalu menekankan peran hubungan dengan klien. Faktor-faktor seperti kehangatan, empati, keaslian, dan penerimaan juga butuh dipertimbangkan, namun tidaklah cukup dalam membuat terjadinya perubahan perilaku. Jadi dalam behavior therapy, peran hubungan sebagai hal yang mendasari strategi terapi dalam membantu klien berubah sesuai dengan arah yang ia harapkan. Lazarus (dalam Corey, 1996) mengatakan bahwa tanpa adanya rasa saling menghargai antara klien dengan terapisnya, maka akan sulit untuk mengembangkan rasa percaya dan melakukan keterbukaan diri. Teknik dan ketrampilan klinis dibutuhkan untuk membangun hubungan antara klien dan terapis.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka jelas bahwabehavior therapy menekankan terapis yang memiliki tingkat ketrampilan dan sensitivitas yang tinggi serta kemampuan untuk membentuk hubungan kerja dengan klien. Corey (1996) mengatakan bahwa dalam menerapkan teknik behavioral bergantung pada kombinasi tingkat ketrampilan dan rapport dengan klien. Terapis behavior cenderung aktif, direktif, dan berfungsi sebagai pemecah masalah. 

F.      Teknik-Teknik Behavior Therapy
Lesmana (dalam Lubis, 2011) membagi teknik terapi behavioristik dalam dua bagian, yaitu teknik-teknik tingkah laku umum dan teknik-teknik spesifik. Uraiannya adalah sebagai berikut:

a.    Teknik-teknik Tingkah Laku Umum
Teknik ini terdiri dari beberapa bentuk, di antaranya adalah:
  1. Skedul penguatan adalah suatu teknik pemberian penguatan pada klien ketika tingkah laku yang baru selesai dipelajari dimunculkan oleh klien. Penguatan harus dilakukan terus-menerus sampai tingkah laku tersebut terbentuk dalam diri klien. Setelah terbentuk, frekuensi penguatan dapat dikurangi atau dilakukan pada saat-saat tertentu saja (tidak setiap kali perilaku baru dilakukan). Istilah ini sering disebut sebagai penguatan intermiten. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan tingkah laku baru yang telah terbentuk. Misalnya, klien yang mengalami kesulitan membaca akan diberikan pujian secara terus-menerus bila berhasil membaca. Tetapi setelah ia dapat membaca, pemberian pujian harus dikurangi.
  2. Shaping adalah teknik terapi yang dilakukan dengan mempelajari tingkah laku baru secara bertahap. Terapis dapat membagi-bagi tingkah laku yang ingin dicapai dalam beberapa unit, kemudian mempelajarinya dalam unit-unit kecil.
  3. Ekstingsi adalah teknik terapi berupa penghapusan penguatan agar tingkah laku maladaptif tidak berulang. Ini didasarkan pada pandangan bahwa individu tidak akan bersedia melakukan sesuatu apabila tidak mendapatkan keuntungan. Misalnya, seorang anak yang selalu menangis untuk mendapatkan yang diinginkannya. Terapis akan bertindak tidak memberi perhatian sehingga anak tersebut tidak akan menggunakan cara yang sama lagi untuk mendapatkan keinginannya.
b.      Teknik-teknik Spesifik
Teknik-teknik spesifik ini meliputi:
  1. Desentisasi Sistematik. Teknik ini adalah teknik yang paling sering digunakan. Teknik ini diarahkan kepada klien untuk menampilkan respons yang tidak konsisten dengan kecemasan. Desentisasi sistematik melibatkan teknik relaksasi di mana klien diminta untuk menggambarkan situasi yang paling menimbulkan kecemasan sampai titik di mana klien tidak merasa cemas. Selama relaksasi, klien diminta untuk rileks secara fisik dan mental. Teknik ini cocok untuk menangani kasus fobia, ketakutan menghadapi ujian, ketakutan secara umum, kecemasan neurotik, impotensi, dan frigiditas seksual. Selanjutnya, Wolpe (dalam Lubis, 2011) menyimpulkan bahwa ada tiga penyebab teknik desentisasi sistematik mengalami kegagalan, yaitu: (a)Klien mengalami kesulitan dalam relaksasi yang disebabkan karena komunikasi terapis dan klien yang tidak efektif atau karena hambatan ekstrem yang dialami klien.(b)Tingkatan yang menyesatkan atau tidak relevan, hal ini kemungkinan disebabkan karena penanganan tingkatan yang keliru.(c)Klien tidak mampu membayangkan
  2. Pelatihan Asertivitas.Teknik ini mengajarkan klien untuk membedakan tingkah laku agresif, pasif, dan asertif. Prosedur yang digunakan adalah permainan peran (role playing). Teknik ini dapat membantu klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan atau menegaskan diri di hadapan orang lain. Pelatihan asertif biasanya digunakan untuk kriteria klien sebagai berikut: (a)Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung. (b) Menunjukkan kesopanan secara berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya. (c) Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak. (d)Mengalami kesulitan mengungkapkan afeksi dan respons positif lainnya. (e)  Merasa tidak memiliki hak untuk memiliki perasaan dan pikiran sendiri. Melalui teknik permainan peran, terapis akan memperlihatkan bagaimana kelemahan klien dalam situasi nyata. Kemudian klien akan diajarkan dan diberi penguatan untuk berani menegaskan diri di hadapan orang lain.
  3. Time-Out. Merupakan teknik aversif yang sangat ringan. Apabila tingkah laku yang tidak diharapkan muncul, maka klien akan dipisahkan darireinforcement positif. Time-out akan lebih efektif bila dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya lima menit. Contoh kasus: seorang anak yang senang memukul adiknya akan dimasukkan dalam kamar gelap selama lima menit bila terlihat melakukan tindakan tersebut, karena takut akan dimasukkan ke kamar gelap kembali, biasanya anak akan menghentikan tindakan yang salah tersebut.
  4. Implosion dan Flooding. Teknik implosion mengarahkan klien untuk membayangkan situasi stimulus yang mengancam secara berulang-ulang, karena dilakukan terus-menerus sementara konsekuensi yang menakutkan tidak terjadi, maka diharapkan kecemasan klien akan tereduksi atau terhapus. Menurut Stampfl (dalam Lubis, 2011). Terapiimplosion adalah teknik yang menantang pasien untuk "menatap mimpi-mimpi buruknya." Ia menambahkan bahwa teknik implosion sangat bagus digunakan untuk pasien gangguan jiwa yang berada di rumah sakit, klien neurotik, klien psikotik, dan fobia. Sementara itu menurut Corey (dalam Lubis, 2011) flooding merupakan teknik di mana terjadi pemunculan stimulus yang menghasilkan kecemasan secara berulang-ulang tanpa pemberian reinforcement. Klien akan membayangkan situasi dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien tersebut.Flooding bersifat lebih ringan karena situasi yang menimbulkan kecemasan tidak menyebabkan konsekuensi yang parah.
Selain teknik-teknik yang telah dikemukakan di atas, Corey (dalam Lubis, 2011) menambahkan beberapa teknik yang juga diterapkan dalam terapi behavioristik. Diantaranya, adalah:
  1. Reinforcement positif. Adalah teknik yang digunakan melalui pemberian ganjaran segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Contoh: senyuman, persetujuan, pujian, bintang emas, medali, uang, dan hadiah lainnya. Pemberian reinforcement positif dilakukan agar klien dapat mempertahankan tingkah laku baru yang telah terbentuk.
  2. Modelling. Dalam teknik ini, klien dapat mengamati seseorang yang dijadikan modelnya untuk berperilaku kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku sang model. Dalam hal ini, terapis dapat bertindak sebagai model yang akan ditiru oleh klien .
  3. Token Economy. Teknik ini dapat diberikan apabila persetujuan dan penguatan lainnya tidak memberikan kemajuan pada tingkah laku klien. Metode ini menekankan penguatan yang dapat dilihat dan disentuh oleh klien (misalnya kepingan logam) yang dapat ditukar oleh klien dengan objek atau hak istimewa yang diinginkannya. Token economy dapat dijadikan pemikat oleh klien untuk mencapai sesuatu. Misalnya, pada anak pemalas, bila ia bersedia untuk menyapu rumahnya, ia akan diberi satu logam. Bila berhasil mengumpulkan 10 logam, anak tersebut akan dibelikan sepeda.
G.    Kelebihan dan Kelemahan Behavior TherapyKelebihannya, yaitu:
  • Ada hasil konkrit/ nyata yang didapat (yaitu perubahan perilaku). Jika client centered therapy, humanistik, dll lebih bersifat abstrak dan menakankan pada insight yang diperoleh klien.       
  • Pembuatan tujuan  terapi antara terapis dan klien di awal  sesi terapi dan hal itu dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
  • Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui.
  • Waktu konseling relatif singkat.
  • Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.
Kelemahannya, yaitu:
  • Behavior therapy dapat mengubah perilaku, tetapi tidak mengubah perasaan.
  • Behavior therapy mengabaikan faktor-faktor penting dalam hubungan terapi.
  • Behavior therapy tidak menimbulkan insight.
  • Behavior therapy lebih mementingkan memperlakukan simtom-simtomya daripada penyebab.
  • Behavior therapy meliputi kontrol dan manipulasi oleh terapis.

Sumber :
Corey, Gerald. (1996). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA: Brooks Cole.
Lubis, Lumongga Namora. (2011). Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group