Kamis, 18 November 2010

Penyebab Perubahan Kebudayaan

Perubahan kebudayaan adalah sebuah gejala berubahnya kebiasaan-kebiasaan dalam suatu masyarakat. Perubahan kebudayaan ini merupakan gejala umum yang terjadi disepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan tersebut terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yang menyebabkan adanya perubahan kebudayaan adalah bertambahnya atau berkurangnya penduduk (dinamika penduduk), adanya penemuan-penemuan baru (inovation), adanya gagasan (discoveri), adanya hasil penemuan (invention) yang diterapkan dalam masyarakat, munculnya berbagai bentuk pertentangan dalam masyarakat (konflik), adanya pemberontakan (resolusi) sehingga mampu mengundang terjadinya perubahan-perubahan besar.

Adapun faktor ekstern yang menyebabkan perubahan kebudayaan yaitu perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam). Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi ke daerah lain. Adanya peperangan juga dapat memacu perubahan kebudayaan karena pihak yang menang biasanya akan melaksanakan ideologi dari kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Faktor yang paling rentan itu adalah adanya pengaruh dari kebudayaan masyarakat lain. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan disebut dengan istilah "demonstration effect". Jika pengaruh kebudayaan saling menolak disebut  "cultural animosity". Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser / diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.

Faktor pendorong terjadinya perubahan kebudayaan tersebut adalah adanya kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap saling menghargai hasil karya orang lain yang mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang,adanya sistem terbuka masyarakat (open stratification) yang memungkinkan gerak sosial vertikal/horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat, adanya heterogenitas penduduk yang menimbulkan kegoncangan sosial, adanya pemikiran yang selalu bertoleransi ke masa depan yang akan membuat masyarakat berfikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, adanya rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu yang menimbulkan reaksi perlawanan, adanya nilai bahwa manusia harus senantiasa untuk memperbaiki hidupnya.