Komunikasi dengan menggunakan media internet secara teknis dan fisik merupakan fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan. Sedangkan secara akademis komunikasi bermedia internet merupakan konsep dan area studi yang relatif masih dan baru belum banyak tersentuh.
Beberapa eksplorasi tentang media internet memberikan kontribusi pada terminologi komunikasi bermedia internet atau Computer Mediated Communication. Pixy Ferris secara general medefinisikan komunikasi bermedia internet sebagai “interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh komputer, yang meliputi komunikasi asynchronous dan synchronous melalui fasilitas dalam internet”(1).
Sedangkan Jhon December mendifinisikan sebagai “telekomunikasi dengan menggunakan komputer dalam bentuk massa”. Sedangkan terminologis aplikatifnya, komunikasi bermedia internet adalah “penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa ataupun pribadi”.
Definisi yang lebih lengkap, dikemukakan oleh Strangelove (1994) : “The Internet is not about technology, it is not about information, it is not about communication-people talking with each other, people exchange e-mail, people doing the low ASCII dance. The Internet is mass participation in fully bidirectional, uncensored mass communication. Communication is the basis, the foundation... The Internet is a community of chronic communicators”.
A. Perbedaan karakteristik internet dibanding dengan media klasik
A. Perbedaan karakteristik internet dibanding dengan media klasik
Guna memperluas pembahasan/kajian komunikasi dalam internet, maka diperluakan pengidetifikasian antara internet sebagai salah satu media komunikasi dan media komunikasi lainnya yang telah mempengaruhi kemunculan teori-teori tentang model arus komunikasi yang selanjutnya disebut media klasik. Identifikasi ini tentunya dibutuhkan untuk mendapatkan informasi bagaimana internet berfungsi sebagai media massa, namun memiliki karakteristik yang berbeda dengan media yang lainnya.
Perbedaan karakteristik media internet dan media klasik, dapat diidentifikasi sebagaimana penjabaran berikut ini,
1. Perbedaan utama dan makro tersebut yaitu; internet adalah media berbasis komputer yang semula berawal dari media “tools” untuk menyimpan serta mengolah informasi data, setelah mengalami modifikasi (dengan saluran telepon dan modem) digunakan sebagai media (elektronik) komunikasi dalam bentuk jaringan (network) yang luas dan mengglobal.
2. Internet sebagai media komunikasi memiliki penawaran interaktif yang dinamis terhadap penggunanya/user, jauh melebihi penawaran interaktif pada media televisi dan radio (yang terbatas pada satu program dan isi materi acara). Bahkan internet memberikan penawaran pencarian informasi yang diinginkan melalui fasilitas query dan boelan dengan menggunakan kata kunci (keywords).
3. Media internet mampu menjadi pusat informasi dan sumber informasi yang tidak terbatas dan pada suatu institusi tetapi juga memberikan kesempatan pada setiap user/individu untuk menjadi sumber/komunikator, oleh Rafaeli ini disebut (1999) sebagai switching.
4. Dampak yang ditimbulkan oleh media internet beberapa diantaranya sama dengan media lain, namun dampak sangat jauh berbeda, Don Tappscot (dikutip Djamaludin Ancok, 2000) memprediksikan dampak dari media internet adalah pergeseran pola hidup secara umum. Pola hidup manusia akan sangat tergantung kepada komputer yang menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam hidup manusia. Dampak ini akan terus berlanjut hingga produkproduk yang dikelola komputer menjadi produk yang cerdas (smart product).
5. Dampak dari sudut sosial budaya dan ekonomi, diprediksi akan membawa pada pengeluaran keuangan yang lebih untuk mendapatkan akses dan kelebihan dari media internet, baik itu dimiliki sendiri atau menggunakan jasa rental. Keasyikan tersendiri dalam menggunakan internet menjadikan semacam kecanduan yang mau tidak mau membawa ke arah pengeluaran keuangan yang lebih. Namun dampak dari segi budaya adalah munculnya trend centre gaya hidup dengan penambahan pengetahuan dari media internet. Kemudahan dan penggunaan praktis yang ditawarkan media internet juga akan membawa masyarakat pada ketidakberdayaan terhadap implikasi teknologi tersebut.
6. Perbedaan yang terakhir dari lateral sebagai media lebih menonjolkan superior media internet sebagai media yang “beraneka rupa” (mulfaceted) dan yang berisi banyak perbedaan konfigurasi proses komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki. Variasi bentuk komunikasi yang berlangsung tercampur hubungan komunikasi interpersonal dan komunikasi massa.
B. Pendekatan Teoritis Model Arus Komunikasi pada Internet.
Membahas persoalan media komunikasi, termasuk bagaimana media massa melakukan proses komunikasi dengan model arus tertentu, tidak lepas dari perbincangan internet sebagai salah satu media komunikasi yang digemari sekaligus sebagai suatu fenomena komunikasi yang menarik untuk dibahas. Hal ini dikarenakan oleh, teori-teori komunikasi menyangkut persoalan model arus komunikasi, tidak mampu memjelaskan model komunikasi di internet.
Perkembangan teknologi internet yang dirintis sejak tahun 1960-an (sebagaimana telah disampaikan pada bab sebelumnya) adalah sebuah fenomena yang belum dikaji secara serius dalam perspektif ilmu komunikasi. Teori-teori mengenai arus komunikasi tidak mampu menerangkan bagaimana proses komunikasi berlangsung. Seperti pada model arus komunikasi jarum injeksi, dimana media massa (internet) dipandang memberikan informasi kepada audiens dengan asumsi bahwa pihak audiens tidak memiliki daya.
Salah satu konsep mutakhir yang ditawarkan untuk melihat internet sebagai media komunikasi adalah konsep “computer mediated communications” ( CMC). Konsep CMC yang ditawarkan oleh Jhon December (www.december.com) ini sebenarnya masih bersifat “mentah” dan cenderung menerjemahkn konsep CMC dari alur logika teknis jaringan internet. Apalagi konsep-konsep yang ditawarkan dalam CMC tidak melihat komunikasi melalui internet adalah bersifat virtual (maya). Konsep CMC juga tidak memberi penjelasan tentang level dan konteks komunikasi, unsur-unsur komunikasi yang terlibat serta model yang berlaku dalam komunikasi menggunakan internet.
Di sisi lain teori-teori komunikasi yang sudah eksis yang bisa digunakan untuk landasan pendekatan research internet hanyalah teori uses and gratifications yang menitik beratkan pada media pasif dan komunikan aktif. Semenatra referensi pendukungnya masih berada pada tataran grand theory dan bukannya middle range theory.
Jika menilik keempat teori model arus komunikasi yang telah dikenal secara umum, proses komunikasi internet dapat dijelaskan oleh model alir banyak tahap, sebagaimana disebutkan bahwa pesan-pesan media menyebar kepada audiens/ khalayak dan secara langsung memperoleh feedback atau respon dari khalayak. Walaupun model ini tidak mampu menjelaskan proses komunikasi melalui internet secara konprehensif, akan tetapi, beberapa segi dalam penggunaan internet sebagai media komunikasi dijelaskan dalam teori ini, seperti bagaimana seseorang mempublikasikan gagasan melalui internet dengan fasilitas blog atai web, kemudian dibaca oleh para penggunya internet, maka secara langsung, pengguna tersebut dapat menyampaikan komentar pada gagasan atau informasi yang disampaikan melalui media tersebut.
Namun, keterbatasan model alir banyak tahap ini adalah, dia tidak menjelaskan bagaimana proses komunikasi dalam internet sebenarnya berlangsung secara interaktif, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, bahkan proksimitas genetikal dan kedekatan demografi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fasilitas internet seperti, messanger (yahoo, IRC, dsb) yang biasanya digunakan untuk chating, Atau fasilitas seperti friendster.com dan facebook.com.
Jika ditilik menggunakan teori uses and grafitation, kekurangannya adalah sempitnya sudut pandang untuk melihat bentuk keseluruhan proses komunikasi dalam internet. Karena teori ini hanya menerangkan bahwa proses komunikasi seseorang menggunakan media tertentu adalah untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhannya saja, apalagi jika menggunakan asumsi dari teori ini yang memandang manusia sebagai makhluk yang rasional sehingga mampu memilih sesuatu secara sadar dan rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar